Rapid Health Assessment (RHA) Bencana Kerusuhan
http://catatancintaabadi.blogspot.com/2012/04/rapid-health-assessment-rha-bencana.html
RHA KERUSUHAN (PERANG SUKU) DI SAMPIT
A. PENGERTIAN
Penilaian kesehatan cepat dalam kerusuhan akibat perang suku di Sampit antara suku Dayak dan Madura melalui pengumpulan informasi cepat dan analisis besaran masalah sebagai dasar mengambil keputusan akan kebutuhan untuk tindakan penanggulangan segera.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Untuk mengukur besaran masalah kesehatan akibat perang suku di Sampit, hasilnya berbentuk rekomendasi untuk digunakan dalam pengambilan keputusan penanggulangan kesehatan.
2. Tujuan Khusus
Untuk menilai :
a. Jenis Bencana
b. Lokasi kejadian kerusuhan
c. Penduduk yang terkena dampak kerusuhan
d. Dampak yang terjadi di bidang kesehatan :
e. Kemampuan Sumber Daya Manusia
C. RUANG LINGKUP
1. Aspek Medis :
a. Puskesmas setempat dan sekitar : segera mengerahkan dan menyiapkan petugas kesehatan untuk menangani korban kerusuhan
b. RS : Rumah sakit siap siaga dalam menindaklanjuti dan menerima rujukan bencana kerusuhan
c. Dinas Kesehatan Kota : Memerintahkan semua puskesmas untuk melibatkan/ mengirim tenaga kesehatan
2. Aspek Epidemiologi
- Kemungkinan munculnya luka infeksi
- Kemungkinan munculnya penyakit menular akibat mayat yang mulai membusuk
- Kemungkinan munculnya penyakit pernafasan
- Kemungkinan kejadian kelaparan akibat lumpuhnya sector perekonomian
3. Aspek Lingkungan
1. Tempat pengungsian yang aman
2. dapur umum
3. air bersih
4. toilet
5. pembuangan sampah
D. PENYUSUNAN INSTRUMEN
No | Lokasi Kejadian | Waktu kejadian | Jumlah penduduk yang terkena | Lokasi pengungsian | Masalah kesehatan dan dampaknya |
1. | Sampit, Kalimantan Tengah | 18 Februari 2001 | ± 1000 jiwa | - pengungsian | 1. Jumlah korban Meninggal : 1000 jiwa 2. Korban Luka : 200 jiwa Kehilangan 3. Jumlah kerusakan sarana : Gedung sekolah : 3 Gedung rumahwarga :200rumah sarana ibadah : 2 100.000 orang lebih kehilangan tempat tinggal 4. Potensi Air bersih : rusak 5. Kesiapan sarana Yankes : RS : 3 Puskesmas : 20 6. Ketersediaan logistik : Obat-obatan dari pemerintah Makanan : donatur, pemerintah 7. Upaya Kesehatan yang telah dilakukan : Pelatihan dan simulasi SPGDT nakes dan masyarakat 8. Ketersediaan fasilitas evakuasi Ambulan : 30 9. Geografis Keadaan Lingkungan hancur, terjadi kebakaran 10. Bantuan awal yang diperlukan :sarana transportasi untuk mengungsi, tempat pengungsian yang aman 11. Kemampuan Respon setempat : SDM : ditingkatkan Obat dan alat : dipersiapkan 12. Hambatan yang ada : Kondisi lingkungan yang tidak aman, ancaman penyakit menular akibat mayat yang membusuk |
E. PENGUMPULAN DATA
1. WAKTU : Segera setelah kejadian
2. Lokasi : Tempat pengungsian
3. Pelaksana : TIM kesehatan yang ada di desa , kecamatan, kabupaten , maupun Provinsi terdekat
F. METODE RHA
1. Wawancara : saksi, tokoh masyarakat, para pejabat di daerah bencana
2. Observasi : dilakukan terhadap kondisi lingkungan daerah bencana longsor
G. ANALISIS RHA
1. Luasnya lokasi kejadian :
a. Hubungan transportasi dengan lokasi : perjalanan terganggu (karena jalan tidak ada yang aman pasca kerusuhan di Sampit)
b. Dampak terhadap kelancaran evakuasi : tidak bisa secara cepat segera sampai tempat pengungsian, namun pada intinya bantuan bisa mencapai tempat pengungsian karena jalan transportasinya tidak terkendala
c. Pelayanan kesehatan : kurangnya tenaga kesehatan
d. Lokasi pemberi bantuan : di zona aman yang ditetapkan pemerintah di pengungsian-pengungsian yang disediakan
2. Dampak Kesehatan terhadap penduduk :
a. Penduduk mengalami luka-luka parah
b. Penduduk mengalami kematian
c. Penduduk banyak Gangguan Psikis
3. Potensi Sarana Pelayanan
Kurangnya tenaga kesehatan dan mendirikan posko kesehatan.
4. Potensi sumber air bersih dan sanitasi :
Sudah cukup air bersi, MCK di tempat pengungsian
5. Ketersediaan logistik
Kurangnya persediaan obat-obatan untuk luka infeksi dan untuk mengantisipasi adanya penyakit menular akibat mayat-mayat yang mulai membusuk.
H. REKOMENDASI
1. pemindahan warga ke tempat yang aman
2. Meningkatkan jumlah tenaga kesehatan medis dan tenaga kesehatan lingkungan
3. Meningkatkan kebutuhan normatif ( pakaian)
4. Pengelolaan makanan dan minuman
5. Pengelolaan sarana kesehatan lingkungan yang diperlukan
6. Kewaspadaan dini terhadap kemungkinan kejadian luar biasa
7. Koordianasi lintas sektoral
8. Bantuan obat-obatan dan alat sesuai kebutuhan
9. Pengiriman masayarakat suku Madura yang tersisa untuk kembali ke Madura