Teologi perubahan manusia


Sebuah pepatah bahwa sesuatu yang paling abadi di dunia adalah perubahan. Semuanya tidak ada yang bertahan statis, begitu pula manusia. Oleh karena itu, hanya perubahan itu sendirilah yang akan abadi.

Revolusi atau yang memiliki kedekatan arti dengan perubahan adalah hal biasa sering kita jumpai, sehingga revolusi adalah tema yang sudah tua untuk dibahas kembali. Namun, kali ini sedikit berbeda dengan revolusi yang sudah kita perbincangkan dahulu. Revolusi Sejarah Manusia adalah buku yang ditulis oleh Dr. Mundzir Hitami. Buku rintisan dari hasil disestasi beliu membuat isi kajiannya lebih mendalam untuk dinikmati para pembaca.

Kajian secara detil mengenai konsep
perubahan umat manusia dalam al-Quran dan peran penting para rasul sebagai agen perubahan menjadi topik utama dalam Revolusi Sejarah Manusia. Komparasi hasil penelitian yang ia gali dari kitab suci umat Islam yakni al-Quran dengan postulat-postulat barat, seperti Oswald Spengler yang menerjemahkan arti dari perubahan yang pada intinya merupakan siklus kehidupan yang cenderung bersifat biologis dan repetitif.

Perubahan telah menjadi pusat perhatian dan kajian manusia sejak dahulu sampai sekarang. Al-Quran meskipun bukan kitab sejarah, banyak memuat informasi mengenai dinamika perubahan umat manusia. Sebab, perubahan adalah hukum alam yang terjadi di sepanjang sejarah manusia.

Sebagaimana kisah-kisah rasul, seperti kisah Adam diceritakan dalam Bibel pada Kitab Kejadian hingga dilanjutkan dengan cerita tentang keturunan Adam sampai Isra’il. Di luar Bibel, banyak legenda-legenda yang mengambarkan kemunculan alam semesta dan makhluk hidup. Tentu, Bibel juga memiliki kesamaan cerita yang dikisahkan oleh al-Quran terkait konsep penciptaan manusia secara bertahap-tahap.

Kisah lain informasi tentang Nuh dan banjir, selain mitos kuno, hanya terdapat dalam kitab suci, baik dalam Perjanjian Lama maupun dalam al-Quran. Cerita Nuh dan banjir bukan merupakan salinan langsung kisah epik bangsa Gilgamesh-bangsa Israel.
Sehubungan dengan beberapa kisah-kisah rasul yang diceritakan dalam al-Quran maupun kitab-kitab lain yang ada pada zaman rasul tersebut memenuhi ketiga fungsi pengisahan, yakni sebagai konfirmasi, pelajaran dan pengungkapan suatu konsep tertentu.

Dari perjalanan zaman, kisah-kisah rasul yang muncul dalam sejarah manusia, menjadi perdebatan tanpa henti, penafisran-penafsiran baru muncul berbeda-beda menyebabkan sebuah perubahan pada karakter manusia. Sehingga banyaklah muncul beberapa kelompok sosial manusia yang melakukan infastruktur masyarakat dalam rangka pembangunan dan penyelamanatan masyarakat.

Gagasan-gagasan tersebut, tidak lain disebabkan adanya kisah-kisah rasul. Dari kecil hingga dewasa, kita dikenalkan dengan konsep terbentuknya manusia. Berbagai teori-teori saling timpang-tindi untuk menjatuhkan teori-teori lain. Dalam pelajaran biologi, kita dikenalkan materi tentang manusia yang dijelaskan berasal dari hasil evolusi kera kesekian tahun sehingga menjadilah manusia purba hingga manusia sempurna. Di lain pihak, dalam al-Quran kita dijelaskan manusia berawal dari keturunan Nabi Adam hingga turun-temurun sampai sekarang ini.

Masih banyak lagi, beberapa penafsiran yang menjadikan manusia mengalami perubahan sosial. Bukan hanya kisah rasul saja, seluruh kisah yang dialami manusia akan memunculkan penafsiran-penafsiran baru, sehingga lahirlah ide-ide baru yang berkembang. Inilah perubahan, tidak lain perubahan merupakan konsep turunan dari kisah rasul, seperti nabi Adam dan seterusnya. Perubahan yang menjadikan manusia lebih berkembang, tidak dapat kita pungkiri. Semoga perubahan membawa kebaikkan masyarakat sedunia.


Teologi

Berbicara masalah teologi perubahan, hal yang paling urgent dalam hal ini adalah ilmu. Tidak lain, semua semua perubahan tentu dilatarbelakangi oleh ilmu. Baik, buruk perubahan tersebut tergantung orang yang membawanya. Ketika seseorang hanya dibekali pengatahuan saja, tanpa ilmu, maka perubahan sudah dipastikan ke arah yang negatif, begitu pula sebaliknya.

Para rasul, meskipun beliau-beliau tidak sekaya, sepandai, secerdas, setampan seperti kita saat ini. Namun mereka memeliki leimanan, ketaqwaan dan kelimuan yang tidak ada bandingannya. Sehingga, apapun yang beliau cetuskan menjadikan sebuah awal perubahan manusia yang lebih baik.

Rasul, selain menjadi utusan dari Allah swt, beliau juga menjadi pemimpin umat. Sikap kharismatik, partisipatorik dan prophertik mereka miliki. Beliau-beliau adalah para figur umat yang baik, meskipun beberapa kaum lainnya banyak yang memusuhi. Khususnya dari kaum-kaum nonmuslim

Seperti yang terungkap dibeberapa kisah 25 para rasul. Banyak terjadi perubahan-perubahan hebat yang terjadi di masa kepemimpinannya. Mulai kisah Nabi Adam hingga Nabi Muhammad. Setiap masa kepemimpinan beliau-beliau, pasti membawa perubahan yang lebih baik.

Sebagai umat yang masih sejalan dengan perjuangan para rasul, tentunya patutlah kita renungkan sebagai bahan percontohan dan bahan pedoman kita untuk melangkah dalam perubahan hidup kita yang lebih baik. Termasuk yang diinginkan penulis buku Revolusi Sejarah Manusia, yakni dengan buku ini, dapat membantu kita untuk lebih mengatur revolusi atas sejarah yang kita bangun dari kecil hingga dewasa.

Walhasil, segala perubahan baik atau buruk bukanlah tergantung pada bahan referensi yang kita dapatkan. Melainkan perubahan yang sejati ada pada diri kita seorang. Yang membawa kepada kebaikan adalah kita, yang membawa kepada keburukan adalah kita. Sebagaimana suara yang dituangkan penulis, sebagai upaya kemajuan bangsa dan Negara yang tercinta.

Related

filsafat 7918374723807265067

Posting Komentar

emo-but-icon

Popular Posts

LABEL

item