Perseteruan di Keraton Kasunanan Surakarta

Surakarta.MEDIA INDEPENDEN NASIONAL ONLINE

Perseteruan dua kubu di keraton kasunanan Surakarta harus dicermati secara jernih. Pemerhati budaya dari Solo Sudarmono menyatakan warga Surakarta atau Solo bisa menilai sendiri siapa yang layak dinobatkan sebagai Pakubuwono XIII. Namun demikian, perseteruan tersebut harus segera diselesaikan agar tidak merusak citra keraton kasunanan.

Permasalahan silang sengketa siapa yang menjadi raja di Keraton Surakarta Hadiningrat Solo, Jawa Tengah, menjadi makin runcing dengan munculnya raja tandingan. KGPH Tedjowulan yang diangkat 27 Agustus lalu di luar lingkungan keraton karena adanya boikot dari kalangan keluarga Hangabehi yang dianggap sebagai kakak tua dari selir Pakubuwono XII, dan rencananya akan diangkat menjadi raja 10 September nanti.

Adanya konflik dua raja tersebut menurut Sudarmono, pemerhati masalah keraton Solo, merupakan hal yang wajar dan harus disikapi dengan jernih. Menurutnya, hal itu karena menjadi tontonan menarik dan biar warga Solo sendiri yang akan menentukan siapa nanti yang pantas sebagai raja dan meneruskan tradisi budaya Jawa, bukan mencari kekuasaan sebagai raja.
Ditambahkan Sudarmono, kasusnya muncul dua raja di keraton Solo seperti ini, jika berlarut-larut akan merusak citra keraton Solo sendiri dan perlahan-lahan akan hancur hingga tinggal legenda anak cucu saja.

Posting Komentar

emo-but-icon

Popular Posts

LABEL

item