Memilih Media




Memilih Media (Kompas Cetak, 12 September 2013)- Jika harus memilih media cetak atau online, saya akan pilih media cetak sebagai media informasi saya. Walaupun media online terbilang gratis bersyarat, cukup punya telepon pintar, sementara untuk baca media cetak, uang harus tersedia kala ingin membacanya lebih leluasa.
Alasannya mudah saja: membaca berita di media online harus mengernyitkan alis. Seperti judul berita yang saya kutip dari media online berjargon tercepat, Detik.com, berikut ini: "Mudik Gratis Pemotor Masih Tersedia, Ayo Daftar!" (Minggu, 21 Juli 2013). Persoalan serupa juga terjadi pada judul berita yang saya kutip dari Tribunnews.com berikut ini, "Arya Wiguna Tak Merasa Cintanya Ditolak Pesinetron Rosnita" (Senin, 10 Juni 2013).

Persoalan imbuhan pe- di atas hanya salah satu dari sekian banyak persoalan. Persoalan tanda baca, persoalan istilah, persoalan gramatika yang menyebabkan makna ambigu, persoalan diksional agar eyecatching semata, hingga persoalan teknis.
Dalam tugas kecil, saya—melalui Indonesia Media Watch, akhir 2012—mendapati hampir separuh dari keseluruhan judul berita media online yang tayang pada satu hari mengalami kesalahan. Tingkat tertinggi ialah kesalahan teknis, salah ketik.
Tanda baca menjadi kesalahan terbesar setelah kesalahan teknis. Pada suatu kata seharusnya dibubuhi kutip dua atas, justru dibubuhi kutip satu atas. Sekadar contoh kecil, simak judul yang dimuat di Detik.com berikut: Menengok Pulau 'Rp1.000' yang Gunakan Listrik Pintar. (lebih lanjut lihat di Kompas Cetak)

Related

media online 6928697846081192030

Posting Komentar

emo-but-icon

Popular Posts

LABEL

item